Pages


Sabtu, 02 Maret 2013

“ TIONG MEUHABA



Oleh : Tgk Diyueb Bruek/Sulaiman.A.Gani

“ MEUNYOE  PEUGAH  HABA TIONG  PIH  JUET
========================================
Alhamdulillah, Pujoe  Ilahon
Allah Kadiron, sidroe yang  Esa
Yang bri Raseuki, Rahmat Neupeutroen
Keu Bandum kawoem, atueh rhueng  Donya

Lhuehnyan seulawuet, keu  Muhammadon
Rasul yang Agoeng, khatam Ambiya
Keluarga ngoen Sahbat, seureuta kawom
Yang  saboeh payoeng, bela  Agama

Jinoe dari lon, Assalamua’laikom
Saleum lon peutroen, bandum Anggota
Dalam  grup  cae, muprang  lam  Panton
Kuta  ngoen gampoeng, Tuha ngoen Muda

Hajat lon peugah, Meuhaba  Tiong
Jigrop grop lamboeng, di dalam cintra
Keu Manusia, jikhuen le  Tiong
Saban lage lon, hana  meubeda

Ulon Binatang, Bangsa biek Tiong
Bek saban lon, hai  Manusia
Gata meuhaba,  saban  lage lon
Ulon biek Tiong, Binatang Rimba

Peugah tan pubuet, sama lage  lon
Hanjuet hai kawoem, Nariet  duseuta
Meupeugah mantoeng, Caroeng That ulon
Walaupun Tiong, kon Manusia

Nyan  Manusia, beubeda ngoen lon
Pubuet  hai kawoem, ban janji gata
Peugah lage buet, pubuet lage khoen
Bek lage Tiong, sit  peugah  saja

Gunoeng Gurute, Singke Gampong Lhoeng
Tutue  Meububoeng, Nanggroe  Peudada
Meumada Ohnoe, Haba  lon Suson
Meuhaba Tiong, Binatang Rimba
( Tgk Diyueb Bruek/Sulaiman.A.Gani)Tgl.06/02/2013

CERITA HIKMAH" (Pak Kiyai Dan Burung Beo)
Alkisah ada seorang Kiayi memelihara seekor burung BEO. Dengan tekun dan telaten burung beo itu dilatihnya mengucapkan Laa Illaha Illallah. AKhirnya dalam beberapa bulan beo itu sudah pandai mengucapkan Laa Illaha Illallah.

Suatu hari seekor kucing menerkam burung beo itu dan......keak....keak....keak!!! burung beo itu bersuara parau lalu mati dimangsa kucing. Alangkah sedihnya hati sang Kiayi mendengar burung beonya mati. Sejak itu Pak Kiayi sering kelihatan murung dan banyak mengunci dirinya dalam kamar pribadi.

Kontan saja hal ini membuat para santrinya bingung dan bersedih. Lalu diantara para santri diadakan musyawarah untuk membelikan burung beo yang baru supaya pak Kiayi tidak bermuram Durja.

Maka maksud para santri ini pun diutarakan kepada sang Kiayi. Seorang utusan santripun dikirim untuk menghadap sang Kiayi "Pak Kiayi kami turut bersedih dengan kematian butung beo kesayangan pak Kiayi, izinkanklah kami membelikan lagi burung beo yang baru agar pak Kiayi tidak bersedih lagi".
Kemudian sang Kiayi beranjak pergi dan memanggil seluruh santirnya di depan Mesjid.
Ketahuilah wahai santri-santriku....beberapa hari ini aku mengurung diri dikamar sebenarnya bukan semata karena kematian burung Beo itu tempo hari. Coba kalian pikirkan, burung tersebut sudah sangat fasih mengucapkan kalimat Laa Illaha Illallah tetapi saat diterkam kucing yang keluar dari mulutnya malah bunyi Keak...keak...keak...! Aku takut nasibku nanti seperti burung beo itu....semasa hidup fasih lisan ini mengucapkan kalimat itu tetapi pada saat meninggal nanti tidak mampu lisan ini mengucap kalimat Shahadat di akhir hayat...malah mengucap yang lain. Ya Allah matikanlah kami dalam keadaan Khusnul Khotimah... dalam keadaan yang baik, yang engkau Ridhoi ya Allah.......-
Semoga Bermanfaat.-

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar FB :